Gunung Nglanggeran adalah satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta yang terbentuk dari karst atau kapur. Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada deretan Pegunungan Seribu.
Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang. Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.
Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga. Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semedi di pucuk gunung. Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes.
Berdasarkan
penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun
yang lalu lalu. Lapisan kapur pada Gunung
Nglanggeran berasal dari lapisan dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi
daratan jutaan
tahun lalu. Gunung ini memiliki bebatuan
besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian
dan tempat untuk pertapaan warga. Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian
sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai
48 hektar.
Perjalanan
menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan
yang sempit. Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa
menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu. Apabila berangkat sore,
wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam. Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan
tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek. Ada papan petunjuk yang membuat
wisatawan tidak mudah tersesat.
Tahun 1999, obyek wisata ini
dikelola Karang
Taruna Bukit Putra Mandiri yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang,
namun fasilitasnya belum lengkap. Mengingat banyaknya potensi budaya dan
ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun 2008 [Badan Pengelola
Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai
fasilitas. Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai embung yang merupakan bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut. Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung. Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah. Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga. Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.
About jogjavatour
Hi, My Name is andre. I am a webdesigner, blogspot developer and UI designer. I am a certified Themeforest top contributor and popular at JavaScript engineers. We have a team of professinal programmers, developers work together and make unique blogger templates.